GERDAL OPT UPAYA MAKSIMALKAN PRODUKSI JAGUNG SLEMAN
Berbah, Jum’at (20/8/2021). Gerakan Pengendalian Ulat Grayak Spodoptera Frugiperda sp (UGF) dan Hawar Daun pada tanaman jagung di kelompok tani Ngudi Makmur, Kranggan I, Jogotirto, Berbah, Sleman. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama oleh anggota kelompok tani dibantu oleh petugas Regu Perlindungan Tanaman (RPT) Sembada Sleman, didampingi oleh petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Heri Johandi, S.P. dan Suharno, S.P. serta Feti Retno Cahyaningsih, S.P. selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Jogotirto .
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Ir. Suparmono, M.M., Kepala Bidang Tanaman Pangan Ir. Siti Rochayah Dwi Mulyani, M.P., Kepala UPTD BP4 Wilayah VII Ir. Akhid Saikhu, M.M.A., Panewu Berbah Wildan Solichin, SH. dan Ulu-ulu Kalurahan Jogotirto Maryadi, A.Md.
Gerakan pengendalian OPT jagung dilahan seluas 40 Ha ini dimulai pukul 07.00 WIB dengan penyemprotan agensia pengendali hayati (APH) ramah lingkungan yang difasilitasi oleh Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Dinas Pertanian Propinsi D I Yogyakarta, terdiri dari; Numeria rileyi sp (agens pengendalian Ulat), Beauveria Basiana (agensi Pengendalian OPT Kutu-kutuan pada tanaman) , Paeni Bacterium (agens Pengendalian Hawar daun/Xanthomans spp ) dan PGPR (Plant Growt Promotion Rhizobacteria) untuk merangsang pertumbuhan akar dan perlindungan dari dalam tanaman (Endo protektor) yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih subur dan cepat pertumbuhannya.
Pertumbuhan tanaman yang subur dapat mengimbangi serangan ulat grayak yang sangat rakus dalam menyerang pada pucuk daun jagung. Serangan ulat grayak pada tanaman jagung di bulak kelompok tani Ngudi Makmur, Kranggan I pada saat dilakukan gerakan pengendalian dengan intensitas serangan 15%.
Pengendalian OPT ulat grayak selain dengan agensia pengendali hayati (APH), petani telah melakukan pengendalian dengan cara pengendalian secara fisik mekanik dengan cara menaburkan abu dapur yang ditaburkan pada daun pucuk tanaman jagung yang masih muda.
Cara Pemakaian
Aplikasi agensia pengendali hayati (APH) Numeria Reliye sp, Beauveria Basiana Sp, Paeni bacterium dan PGPR (Plant Growt Promotion Rhizobacteria) yaitu semua agensia pengendali hayati (APH) dicampur dengan perbandingan 5 ons Numeria sp ditambah 5 ons Beauveria Basiana, Paeni bacterium dan PGPR (Plant Growt Promotion Rhizobacteria) sebanyak 0,5 liter ditambah air 100 – 150 ltr ditambah tetes tebu 4 gelas air mineral kemudian disemprotkan secara merata di permukaan tanaman jagung dengan sistem kabut agar droplet cairan bisa mengenai sasaran. Aplikasi penyemprotan dilakukan pada pagi hari jam 06.00 WIB sampai dengan jam 09.30 WIB atau sore hari selepas jam 14.00 WIB sampai dengan menjelang maghrib.
Akibat Jika Tidak Dikendalikan
Ulat grayak dan hawar dauh apabila tidak dikendalikan akan mengakibatkan kerusakan pada daun dan berdampak pada pertumbuhan tanaman jagung. Pertumbuhan tanaman jagung terganggu oleh serangan OPT dapat mengakibatkan produktifitas jagung tidak seperti yg diharapkan sehingga menjadikan petani mengalami kerugian. Ambang ekonomi atau ambang pengendalian ulat grayak (Spodoptera furgipeda sp ) ditemukan populasi 2 ekor per meter atau 1 kelompok telur per meter persegi atau intensitas serangan 15 % sedang OPT hawar daun jagung dengan intesitas serangan sebesar 20 % dari luas tanaman jagung pada umur lebih dari 60 hari.
Kontributor:
1. Feti Retno Cahyaningsih, S.P. (PPL Jogotirto) 2. Heri Johandi, S.P. (POPT UPTD BP4 Wilayah VII)